Rabu, 07 Maret 2012

Macam-macam Budaya Jepang


Dalam tulisan sebelumnya, sudah dibahas tentang budaya barat dan dampaknya di Indonesia. Dan juga telah disebutkan tentang budaya timur. Ada beberapa negara di bagian timur yang memiliki budaya yang beragam dan menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah negara Jepang. Negara jepang terletak di Asia Timur, berdekatan dengan negara Korea, Cina dan Rusia. Ibukota negara jepang adalah Tokyo. Jepang merupakan negara kepulauan karena terdiri dari beribu-ribu pulau dan dikelilingi oleh laut dan samudra. Jepang memiliki beragam budaya yang menarik untuk dipelajari. Kali ini, saya akan membahas beberapa budaya yang menjad ciri khas Jepang sehingga terkenal ke seluruh dunia :

    1. Geisha


Geisha (芸者 “seniman”) adalah merupakan seniman-penghibur tradisional di Jepang. Geisha mulai muncul dan menjadi sangat umum pada abad ke-18 dan ke-19, dan masih terkenal hingga sekarang, meskipun jumlahnya sudah mulai menurun. Sebutan lain untuk Geisha diantaranya “Geiko” dan “Maiko”. Istilah “Geiko” dan “Maiko” mulai dipakai pada jaman Restorasi Meiji. Istilah Geiko merupakan sebutan lain untuk Geisha sedangkan Maiko merupakan sebutan untuk Geisha pemula. Sebutan Maiko hanya dipakai di daerah Kyoto saja. Saat pertama muncul, semua Geisha adalah laki-laki, sedangkan saat perempuan mulai mengambil alih peran, istilah Geisha sempat berubah menjadi Onna Geisha atau “seniman wanita”. Namun sekarang semua Geisha hanya diperbolehkan untuk perempuan saja. 

Geisha secara tradisional dilatih sejak masih muda. Rumah-rumah Geisha (atau disebut sebagai Okiya) seringkali membawa para gadis yang masih muda dari keluarga miskin dan mereka dibesarkan dan dilatih di rumah tersebut. Selama masa kecil mereka, Geisha pemula awalnya bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai asisten senior Geisha pemilik rumah sebagai bagian dari latihan mereka dan untuk membantu biaya pemeliharaan dan pendidikan mereka. Dan sampai sekarang tradisi pelatihan ini masih ditemukan di Jepang.

Setelah seorang wanita dinyatakan menjadi seorang Geisha pemula (maiko) dia akan mulai menemani senior Geisha ke rumah teh, pesta-pesta, dan perjamuan yang memang sudah merupakan lingkungan kerja seorang Geisha. Geisha modern sekarang tidak lagi dibeli oleh rumah Geisha untuk diangkat sebagai anak didik. Menjadi seorang Geisha sekarang sudah bersifat sukarela. Sekarang, paling banyak Geisha mulai pelatihan mereka saat masih umur belasan.

      2.  Samurai


Samurai ( atau kadang-kadang ) adalah istilah umum untuk seorang prajurit sebelum masa industrialisasi di Jepang. Seorang samurai diharuskan menjadi seorang yang berbudaya dan terpelajar. Namun, seiring waktu, Samurai selama era Tokugawa secara bertahap kehilangan fungsi militer mereka. Dan pada akhir era Tokugawa, samurai umumnya menjadi kaki tangan daimyo (klan), dengan pedang mereka yang hanya sebagai tujuan adat. Dengan adanya reformasi Meiji pada akhir abad ke19, samurai dihapuskan sebagai kelas yang berbeda dalam mendukung tentara nasional bergaya barat. Kode ketat yang mereka ikuti, yang disebut dengan Bushido, masih bertahan dalam masyarakat Jepang masa kini, seperti halnya banyak aspek lain dari cara hidup mereka.
 
      3. Upacara Minum Teh Jepang


Upacara minum teh Jepang (cha-no-yu, Chado, atau sado) adalah ritual tradisional yang dipengaruhi oleh Zen Buddhisme di mana bubuk teh hijau, atau matcha (抹茶), secara seremonial disiapkan oleh seorang tenaga terampil dan disajikan kepada sekelompok kecil tamu dalam suasana tenang. 

Cha-no-yu (茶の湯, secara harfiah "air panas untuk teh"), biasanya mengacu pada upacara tunggal atau ritual, sementara sado atau Chado (茶道, atau "cara/jalan dalam teh") mengacu pada kajian atau ajaran dalam upacara minum teh.

Karena seorang penjamu teh harus terbiasa dengan produk dan jenis teh, dengan kimono, kaligrafi, merangkai bunga, keramik, dupa dan berbagai peraturan dan seni tradisional lainnya disamping praktek menjamu teh di sekolahnya, ini mengakibatkan pembelajaran tentang upacara ini membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan sering berlangsung hingga seumur hidup.

      4. Koto


Koto merupakan salah satu instrumen musik tradisional Jepang yang paling populer. Bagi banyak orang, karakter musik koto membangkitkan ingatan Jepang tradisional dengan alat musik barat harpa dan kecapi. 

Banyak legenda Jepang yang mengacu pada asal-usul Koto. Salah satu yang populer mengatakan bahwa Koto terbentuk dalam bentuk naga yang membungkuk, seekor makhluk mitos Jepang dan Cina kuno yang mempesona.

Koto dibawa ke Jepang sekitar akhir abad ke-7 oleh musisi Cina dan Korea yang datang untuk bermain dalam orkestra pengadilan Jepang, Gagaku. Pada abad ke-15, repertoar solo koto, sookyoku mulai muncul. Pada awal periode Edo (sekitar abad ke-17), sookyoku adalah sumber yang populer untuk hiburan bagi kelas pedagang kaya.

Tiga belas senar koto membujur sepanjang papan suara hampir dua meter yang terbuat dari kayu paulownia yang berlubang. Senar secara tradisional terbuat dari sutra, namun saat ini sudah memakai sintetis. Hal ini didesain untuk mendapatkan lagu yang berbeda dengan pembatas yang bergerak yang terbuat dari gading atau plastik.

Koto dimainkan dengan plektrum gading pada ibu jari dan dua jari pertama dari tangan kanan, tangan kiri memberi tekanan untuk memberikan variasi pada nada. Musik berkisar dari kesederhanaan tradisional ke melodi serta menantang potongan kontemporer.


Masih banyak lagi budaya Jepang yang unik dan menarik untuk dipelajari. Dengan kita mempelajari budaya negara lain, kita akan semakin mudah untuk mengenal lebih dalam mengenai negara tersebut dan kita tidak akan merasa canggung untuk berkomunikasi dengan masyarakat di negara tersebut. Perbanyaklah ilmu dengan mempelajari budaya negara lain, karena suatu hari itu akan sangat berguna bagi kita.


Sources :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar